Selasa, 29 Maret 2011

Triangle Love (part II) END


“Hey, sudahlah. Sampai kapan kamu mau menangis dalam pelukku? Bisa-bisa kamu pingsan. Emangnya aku gak bau ya? hahahaha”

Sontak aku segera melepas pelukannya sambil tertawa manja..

“ya bau lah ! daritadi aku nahan napas tau..”

Kamipun tertawa bersama. Sungguh menyenangkan. Suasana ini, ah aku menyukainya. Suasana ini sungguh hangat. Lalu tiba-tiba datanglah Noori memecah suasana..

“Ndah? Aku nyari-nyari kamu tauu.. Masa istirahat lama bener sih?”
Kemudian Noori memperhatikan Hyunseung.
“Annyeong, oppa.. Hmm, kalian sedang apa ya?”
“Hanya istirahat sambil bercerita.. Ya, ngegosip gitu lah.. Hehe..”
“Wooow, ada gossip apa sih oppa? Aku mau tau dong.. Oh, ya aku Noori temannya Endah..”

Ah, mengganggu saja Noori ini. Saat itu aku senang, karena bertemu Duper. Aku berpikir, bukankah ini suatu kebetulan jika Duper adalah Hyunseung? Tapi tiba-tiba aku teringat sesuatu. Aku tertegun untuk beberapa saat. Aku teringat bahwa Duper pernah mengungkapkan perasaannya padaku. Astaga, aku harus berbuat apa? Aku tak mau persahabatan antaraku dan Hyunseung dalam dunia maya menjadi kaku di dunia nyata. Aku tidak mau mengubah semuanya. Apakah Hyunseung akan tetap mau mendengarkan ceritaku? Keluh kesahku? Curhatku mengenai Eteuk oppa?

Apakah Hyunseung benar-benar memiliki rasa padaku? Apakah itu benar cinta? Lalu jika itu benar adanya, maka apakah aku akan tega menyakitinya? Menyakitinya dengan bercerita mengenai Leeteuk padanya padahal aku tahu dia memiliki rasa padaku. Aku tak mungkin melakukannya. Aku tak mau menyakitinya. Aku tak akan bercerita mengenai Leeteuk lagi padanya. Aku berjanji pada diriku.

***

Maka senyumku kembali. Aku menjalani hari-hari dengan penuh semangat. Sesekali aku pergi bersama Hyunseung. Menghabiskan waktu bersamanya. Rangkulannya setiapkali berjalan denganku, tawanya yang begitu ceria, wajahnya yang selalu memancarkan kasih sayang, aku menikmatinya. Tanpa kusadari, aku mulai melupakan Leeteuk ketika sedang bersama Hyunseung.

***

Sebentar lagi aku berulang tahun. Dua tahun terakhir, aku selalu merayakannya bersama Leeteuk. Leeteuk tidak pernah lupa. Dan dia selalu memberikan kejutan dan selalu berhasil membuatku yang cengeng ini berlinangan air mata karena terharu. Leeteuk sangat romantis.

Tapi tahun ini, aku bahkan tidak ingat bahwa lima hari lagi adalah hari kelahiranku. Sudah sebulan Leeteuk tidak mengunjungiku di Seoul. Tidak ada pertemuan selama sebulan. Komunikasi tidak lancar, kalaupun ada, hanya sebatas sms basa-basi ataupun telepon-telepon singkat. Tahun ini mungkin aku akan melewati hari kelahiranku begitu saja. Tanpa perayaan. Tanpa kejutan. Tanpa tangis haru.

Aku berencana pergi bersama Hyunseung besok. Malam ini aku mempersiapkan semuanya. Aku berusaha keras membuat kimbab dan kue beras. Saat sedang di dapur, aku meninggalkan Handphone ku di kamar. Aku asik sendiri dengan duniaku. Dunia antaraku dan Hyunseung.

Akhirnya aku berhasil menyelesaikan semua perbekalan untuk besok. Aku beranjak ke kamarku. Saat ku lihat hp ku, maka ku temukan 5 missed called dari Leeteuk. Hmm, aku mengabaikannya. Biasanya aku segera menghubunginya kembali karena jika dia meneleponku maka itu berarti dia sedang tidak sibuk. Tapi kali ini, aku tidak tertarik untu itu. Aku enggan meneleponnya kembali. Aku sudah mulai terbiasa. Terbiasa dengan ketidakhadirannya. Terbiasa dengan tidak mendengar suaranya. Terbiasa dengan tidak mendapat kabar darinya dalam bentuk apapun.

Malam ini aku menyadarinya. Aku menyadari keterbiasaanku itu. Dan akupun merasakan ada sesuatu yang salah dari diriku. Di satu sisi, aku mulai mengacuhkan Leeteuk. Tapi di sisi lain, aku merasa sudah amat sangat jahat padanya. Aku dan Hyunseung. Kami adalah sahabat. Sahabat yang saling memancarkan aura berbeda satu sama lain. Sahabat yang saling sayang, tapi tahu bahwa mereka terbatas. Terbatasi oleh hubunganku dan Leeteuk.

Sungguh jahatnya diriku. Bermain di belakang Leeteuk. Padahal dulu, awal kami menjadi sepasang kekasih, ada komitmen di antara kami. Komitmen bahwa aku akan menerimanya secara utuh. Menerima segala kekurangan dan kelebihannya. Menerima konsekuensi bahwa dia adalah seorang selebriti yang akan sering meninggalkanku karena urusan pekerjaannya. Ke luar kota, berhari-hari, bahkan ke luar negri, semua itu sudah kuterima. Aku sudah berkomitmen bahwa akan selalu mencintainya di manapun dia berada. Tapi lihatlah aku sekarang. Aku berkhianat.

Aiiisssshhh, dilema mulai mengelilingiku. Hyunseung, maafkan aku. Aku juga telah menjahatimu. Aku membawamu ke dalam lingkaran hidupku. Aku menggantung perasaanmu. Aku tidak bisa menerimamu menjadi lebih dari seorang teman. Tapi aku terus saja mengganggu hidupmu, menghubungimu, mengajakmu pergi, seolah aku memberimu harapan. Baiklah ! Aku harus mengambil sikap. Jangan sampai aku menyakiti banyak pihak. Akhirnya aku meraih handphoneku. aku menghubungi Hyunseung. Aku membatalkan janjiku dengannya besok dengan alasan harus ikut kelas tambahan. Hyunseung menerima pembatalan janjiku, tapi tetap saja dia merasa ada sesuatu yang aneh… kemudian setelahnya, kupaksakan diriku untuk menelepon Leeteuk.

“Anyyeong, oppa. Bagaimana kabarmu? Lagi apa sekarang sayang?”
“Hei, sayang. Darimana aja sih kamu? Aku telepon kok ga diangkat?”
“Hmm, aku abis masak. Hpnya ku tinggal di kamar. Kamu lagi apa?”
“Aku lagi ngobrol ama pacar aku nih. Dia nelepon aku.”
“Iihh..apa sih kamu. Hmm, sayang Leeteukku. Aku mau Tanya sesuatu.”
“Tanya apa sih ndah?”
“Kamu kangen aku gak?”
“Hahahaha, kamu lucu banget. Kan aku udah sering bilang, aku kangen kamu banget banget bangeett..”
“Asik dah. Hehe. Kamu main ama siapa aja di sana? Banyak cewe-cewe?”
“Ndah.. kamu aneh deh. Kenapa nanya kayak gitu? Dimana-mana juga ada cewe. Kamu cemburu? Deket kamu juga banyak cowo kan? Tapi aku selalu percaya kamu. Jadi aku harap kamu percaya aku juga..”

Hening beberapa saat..

“Ndah..?”
“Hehh, iya?”
“Ngantuk?”
“Hehh,, anniyoo.. Hmm, aku juga kangen kamu. Kamu buruan pulang dong. Aku tuh sebel banget tau ditinggal-tinggal gini. Telepon, sms, YM, ahh, semua mana cukup ! aku mau peluk kamu !! Ngeri gak sih kamu???!! Hiks..”

Aku mulai terisak..

“Ndah, kita udah pernah omongin ini berkali-kali kan?”
“Nee.. Aku ngerti kesibukan kamu. Kamu juga harus ngerti aku tapi. Hufftt, yaudah deh ya.. Aku mau istirahat. Sayang kamu.. Dadaahh..”
“Daaahh, istirahat yang cukup..”

Aiishh, sungguh mengecewakan. Aku saat ini sedang galau, bimbang terhadap perasaanku padanya. Tak bisakah dia menguatkanku? Kenapa justru malah membuatku semakin lemah? Waee?? Ah, aku menghempaskan tubuhku diatas kasur. Lalu mengirim sms pada Hyunseung.

Oppa, besok jadi ya ke Namsan Traditional Village.. Kuliahku batal.. Ok ! Jemput aku jam 8 pagi ya.. kita pergi seharian. Aku benar-benar bosan di Seoul. See you.. ^^

***

“Ndah, kemarin eomma bertemu eomma leeteuk di Salon. Dia ngajak kita dinner dirumahnya besok” eomma tiba-tiba saja muncul di kamarku.
“Mwo? Kok tiba-tiba sih? Andwae..”
“Jangan gitu ah ! Kamu msa diundang makan mala mama calon mertua gak mau !”
“Eomma, aku udah ada janji ama Hyunseung mau pergi ke Namsan Traditional Village besok. Mungkin malem baru pulang.”
“Aiishh.. akhir-akhir ini selalu dengan Hyunseung. Wae? Ada apa antara kalian? Eomma dan appa kurang menyukai hubunganmu dengan Hyunseung. Persahabatan kalian berlebihan ! Pokoknya besok kamu ikut !”
“Eomma..andwae..hiks !”
“Jangan nangis ! Leeteuk akan segera menikahimu ! bukankah itu yang kamu nantikan selama ini?”
“Nee.. tapi eomma, aku sekarang mencintai Hyunseung.hiks..”
“Ini hanya perasaan sesaat sayang.. Mungkin karena Leeteuk sedang tidak disisimu.. Ayolah. Ini ujian dalam hubungan kalian. Kamu harus bisa melawan godaan-godaan itu.”

Aku terdiam. Ujian? Ya, mungkin ini adalah ujian antara aku dan Leeteuk. Hyunseung. Hhhh, hyunseung adalah godaan? Perasaan sesaat? Ahh, aku terlalu pusing memikirkan ini semua. Tiba-tiba saja aku merasa ingin pingsan. Pandanganku mulai kabur.. Bruk ! Akupun terjatuh, tak sadarkan diri..

***
Hari ini aku terbaring lemas. Dokter mengatakan aku harus bedrest. Aiishh, kimbab dan kue berasku sia-sia. Hyunseung ingin datang menjengukku, tapi aku melarangnya. Ah, paling tidak aku mala mini tidak harus makan malam bersama keluarga Leeteuk. Akan sangat berat jika aku bertemu dengan mereka. Bisa-bisa aku kembali bimbang. Mereka sudah seperti keluargaku. Bagaimana tidak, hamper tiga tahun aku mengenal mereka sejak aku menjalin hubungan khusus dengan Leeteuk. Aku tidak boleh bimbang karena mereka. Keputusanku sudah bulat. Aku akan mengakhiri hubunganku dengan Leeteuk. Ya, aku harus mengakhiri ini semua. Tak ada gunanya hubunganku dan Leeteuk di teruskan. Terlalu dipaksakan. Memilikinya tapi seperti tak memilikinya. Lalu untuk apa dilanjutkan? Ini bukan karena ada hyunseung. Ini karena aku memang sudah tidah kuat menjalani komitmen dengan Leeteuk. Aku rasa dia akan baik-baik saja tanpaku.

2hari berlalu, aku pun berangsur pulih. Hyunseung adalah obatku. Dia terus menemaniku, walaupun tidak bisa disisiku karena aku melarangnya datang ke rumah. Saat aku mulai membaik, Eteuk menghubungiku. Dia bilang dia akan pulang dua hari lagi. Bagus sekali. Dia bahkan tidak tahu bahwa aku sakit 2 hari kemarin. Aku menguatkan tekadku. Semoga keputusanku ini menjadi keputusan yang baik bagi semua pihak. Saat Leeteuk kembali ke Seoul, aku akan segera mengakhiri semuanya.

***

Hari itu tiba, 7 November 2010. Aku datang ke dorm Teuki oppa. Tak lama menunggu, rombongan Suju segera membuat bising appartemen. Itu dia ! Aku melihatnya. Akhirnya, setelah sebulan tidak bisa melihatnya. Dia terlihat sedikit lebih kurus. Hmm, capek sekali pasti. Ottoke? Aku harus tetap pada pendirianku. Aku tidak boleh lemah. Aku tertunduk bimbang.

Sesosok manusia dengan harum parfum yang sangat ku kenal. Polo Blue for Men, ini adalah aroma Leeteuk. Aku tetap tertunduk. Aku lemah. Tak lama sosok itu merangkulku erat. Lalu menyentuh daguku dan mengankat kepalaku.

“Endah ! wae? Kamu gak liat? Ini aku? Pacarmu ini sudah kembali…”

Pancaran keceriaan dari wajahnya membuatku semakin lemah. Dia tersenyum riang lalu menarik tubuhku berdiri, kemudian Hup ! Dia menggendongku.

“Mwo? Lepas ! Turun ! Aku gak mau di gendong, malu tauuu..”
“Waeyo? Semua juga tau kalo kita ini sepasang kekasih, dan aku sangat merindukanmu.”
“Dee, dari kemarin dia semangat banget mau pulang. Tidak sabar bertemu dengan yeoja nya katanya” Yesung oppa entah sejak kapan berdiri di sebelah kami.
Nee, aku juga kangen, tapi gak usah gendong-gendong. Berat badanku sudah bertambah 3 kilo saat kamu tinggal pergi. Lagipula aku tau kamu cape kan?”

Sesaat situasi menjadi kaku. Yesung oppa sepertinya juga merasakan kekakuan ini. Dia pun segera meninggalkan kami yang masih dalam kekakuan.

“Hmm, udah nunggu lama?”
“Anni..”
“Gimana bisa kamu tambah gemuk, sedangkan aku tambah kurus? Apa kamu bahagia tanpaku?”
Aaaaaaaa….hahaha.. udaaaahh…”

Eteuk  mengelitiku. Dia berusaha mencairkan suasana.

“Ah, sudahlah. Ayo ! Katanya kamu mau ngajak aku makan malem?”
“Yupp, ayo kita berangkat !”

***

Kamipun tiba di sebuah restoran. Aku mengingatnya. Ini restoran yang sama dengan restoran saat dia menyatakan perasaannya padaku. Restoran ini telah menjadi saksi bisu saat aku dan Leeteuk memulai hubungan yang sangat manis ini. Ah, kenapa dia harus mengajakku ke restoran ini? Aku ingin memutuskan hubunganku dan dia. Apa restoran ini juga akan menjadi saksi bisu berakhirnya hubungan kami? Dimulai dan diakhiri di tempat yang sama. Aiiishh, kenapa aku begitu lemah? Berpikir tentang ini saja sudah membuatku ingin menangis.

“Saengil chukka hamnida yeobo..”

Leeteuk memberikan bunga merah kemudian menarikku ke arah penyanyi resto itu. Dia mengambil microphone dari tangan peyanyi itu kemudian melantunkan sebaris lagu..

Would you marry me? Naui modeun nareul hamgge haejullae ?Himdeulgo uhryuhwuhdo (I do) Neul naega isseulgge (I do) ..Woori hamggehaneun manheun nal dongan (I do) Maeil gamsahalge (My love)….”

Aku dapat melihatnya salah tingkah. Kemudian dia memberikan sebuah cincin. Diapun mengulangi pertanyaannya

“Would you marry me, Endah Dwi Adhiani?”

Glek ! Tubuhku membeku. Bukan ini yang seharusnya terjadi. Lihatlah, bahkan ada beberapa kamera yang mengabadikan moment ini. Aigoo, matilah aku !!! Menolaknya sama dengan mempermalukannya di mata seluruh dunia yang akan menyaksikan tayangan ini, disamping pasti akan amat sangat menyakitinya.

“Hey? Kok bengong?”
“Ahh? Anniyo.. aku terkejut ! Terharu !”
“Ottoke? Would you be my wife?”
“Nee, I do”

Hah??! Apa yang sudah kukatakan? Aiiish, aku terpojok, seperti tak punya pilihan untuk menjawab dengan jawaban lain.

“Cinchayo?”

Leeteuk oppa terlihat amat bahagia. Aku pun tersenyum. Banyak kamera di sana. Sebuah senyum palsu. Yang terekam oleh mereka adalah senyum palsu. Sesungguhnya aku ingin menangis. Menangis di pundak Hyunseung sekarang juga !!!

***

Ding !
Superduper : Annyeong ! Bagaimana tidurmu tadi malam? Pasti nyenyak sekali. Aku sudah melihatnya di infotainment pagi ini. Aku ucapkan selamat. Chukkae ! ^_^

Aku masih tertidur. Malam tadi sangat melelahkan. Bahkan saat tiba di rumah semalam, aku menangis sepanjang malam sampai akhirnya tertidur karena lelah menangis.

Ding !
Superduper : Kemarin aku menunggumu di taman. Sebenarnya aku juga punya kejutan. Ya, walaupun hanya kejutan kecil yang tidak sebanding dengan kejutan dari Teuki hyung. Anyway, happy birthday.. hehe, jadi terlambat deh ngucapinnya. Mianhe…

Aku terbangun. Samar-samar aku membaca pesan di layar laptopku. Aku segera beranjak dari tidurku ! Omooo, bagaimana mungkin aku melupakan janjiku pada Hyunseung? Awalnya aku berniat datang ke taman setelah mengakhiri hubunganku dengan Eteuk. Tapi lihatlah, apa yang sudah kuperbuat? Au memperkeruh suasana. Bahkan Hyunseung sudah melihat berita tersebut. Aaahh, apa yang harus kulakukan sekarang?

***

Leeteuk pagi ini mengajakku untuk menemui perancang busana pernikahan. Dia mengajakku untuk bertemu denga Yeojin Bae, designer korea yang terkenal itu. Aku memintanya datang menjemputku. Dengan senang hati dia menjemputku yang terlihat pucat pagi ini.

“Yeobo, kamu mau giman konsep pernikahan kita? Biar pakaiannya bisa disesuaikan. Aku terserah padamu saja.”
“Oppa, bisa mampir ke Café itu sebentar? Ada yang ingin ku bicarakan”
“Nee. Memang seharusnya kita bicarakan dulu semua matang-matang baru ke wedding organizer dan designer setelahnya.”
“Nee. Tapi bukan itu yang ingin kubicarakan..”
“Mwo? Baiklah. Kita masuk dulu ke dalam café.”

Kamipun melangkahkan kaki memasuki café tersebut. Setelah memesan dua cangkir hot cappuchino, kami mulai bebbincang.

“waeyo? Apa yang ingin kamu bicarakan?”
“oppa, sarangeyo..”
“sarangeyo endah..”
“karena aku menyayangimu, aku gak mau berohong padamu. Aku gak mau menyakitimu”
“Kamu kenapaa? Bicara apa kamu?”
“Akuu.. aku.. akuu.. hiks.. “
“Hey, kenapa nangis?” Leeteuk mengusap-usap kepalaku.
“Aku mencintai lelaki lain, oppa..”
“Mwo?! Jangan bercanda sayang.. Ini bukan saatnya. Ayo kita pergi sekarang. Yeojin Bae mungkin sudah menunggu kita.” Leeteuk menarik pergelangan tanganku.
“Mana? Mana cincin yang kuberikan semalam? Tidak kau gunakan?”
“Nee, aku tidak pantas menggunakannya, aku menkhianatimu ! Aku jahat padamu ! Aku harap kamu membenciku sekarang !”
“Siapa?” suaranya tegas namun bergetar. “Siapa lelaki itu? Jawab ndah !”
“Mianhe, oppa. Aku gak bisa jawab. Ini semua salahku.”
“Lalu kenapa semalam kamu menerima lamaranku? Kamu bercanda kan? Kamu sedang bermain dengan perasaanku?”
“Anni… hiks.. “ aku tertunduk.. menangis..

Deerrrttt… deeerrrt !!!
Handphoneku bergetar diatas meja. Ada sebuah panggilan. Hyunseung !

“Kenapa gak diangkat?” leeteuk bertanya sambil melirik ke layar hp-ku.
“Dia kah? Dia kah lelaki itu? Diakah yang membuatmu berpaling? Hyunseung??! Jang Hyun Seung kah?”

Aku tidak menjawab. Aku masih terisak dalam tangisku. Aku hanya mengangguk sekali.

“Baiklah ! Terserah maumu. Lakukan sesukamu ! Bermain dengan lelaki lain di belakangku. Kamu gak tau kan? Aku sakit ! Aku sakit karena begitu memikirkanmu. Begitu merindukanmu ! Aku ingin cepat kembali ke Seoul, menemanimu ! Tapi disaat yang bersamaan kamu tidak memikirkanku, tidak merindkanku, dan mungkin tidak menharapkan kehadiranku kembali ke Seoul.”
“Anniyo. Aku kangen, kangen banget.. Tapi mungkin emang semua salahku.. Ya, anggap saja aku yang salah. Bencilah aku, oppa.. Mian..”
“Shit ! Aku gak percaya ini semua ! Hampir tiga tahun, lalu semua berantakan karena orang ketiga? Damn !”
“Mianhe, oppa !”
“Shut up ! simpan saja maafmu untuk keluargaku yang sudah siap menyambutmu sebagai anggota baru keluarga kami ! Aku tak menyangka kamu setega ini ! Kamuuuuu… Ahh !”

BUK ! Sebuah tinju melayang mengenai tembok café ini. Leeteuk segera berdiri, lalu menghilang pergi meninggalkanku. Dalam hati aku hanya bisa mengucapkan maaf padanya. Dan terimakasih untuk 2 tahun  7 bulan ini karena sudah menjadi bagian dari hidupku.

***

Mana mungkin aku membencimu.. TIdak mungkin dan tidak akan mungkin..

Aku pikir Leeteuk pasti sangat kecewa padaku, pasti sangat marah dan membenciku. Aku yang menghancurkan semuanya. Aku yang memutuskan semuanya sepihak. Sudah seminggu berlalu sejak kejadian dimana aku mengakhiri hubungan antaraku dan Leeteuk. Lalu kudengar dia masuk Rumah Sakit. Aku panic sekali. Tapi aku tidak berani menampakkan wajahku didepan keluarganya.

Aku melangkah menuju sebuah acara. BEAST tampil mengisi acara di sana. Sudah seminggu ini aku juga menghindari Hyunseung. Aku gak mau dia ikut terlibat dalam masalahku. Aku takut netizen melihat kami berjalan bersama lalu mulai mengungkap hubungan kami. Aku tidak mau Hyunseung dianggap sebagai orang ketiga. Karena bagiku, Hyunseung bukanlah penyebab berakhirnya hubungan aku dan Leeteuk walaupun memang aku memiliki rasa berbeda padanya.

Aku tiba diacara tersebut. Dan aku tidak tahu kalau ternyata Super Junior juga mengisi di acara tersebut. Tanapa Leeteuk pastinya karena dia sedang sakit.

“apa yang kau lakukan di sini? Tidak menjenguk Teuki hyung?”
“Anniyo. Aku tidak berani muncul di hadapan keluarganya.”
“jadi, apakah benar? Kamu berselingkuh? Kamu ke sini untuk bertemu Hyunseung?”
“Aku sedih kalau oppa bilang aku selingkuh..”
“Mian, tapi jangan bertemu member Suju lainnya sementara ini. Mereka berpikir negative tentangmu..”
“Nee, gomawo Siwon oppa..”

Aku menyusuri lorong, mencari ruangan member BEAST. Dan aku menemukan Hyunseung sedang bercengkrama dengan Sulli f(x). Akrab. Sangat akrab. Sangat dekat. Sedikit sesak. Mungkin aku cemburu. Ah, tapi untuk apa? Toh aku akan menghindari Hyunseung juga. Waeyo?

“Annyeong, maaf gak ngetuk pintu dulu.”
“Iya, gapapa. Ini sulli..”
“Iya, aku tau kok..”
“Sulli, mianhe.. Boleh aku bicara dengan Hyunseung berdua?”
“Dee..”
“Waeyo? Seminggu ini aku menghubungimu tidak pernah bisa ndah. Aku sangat khawatir mendengar kabar bahwa hubungan kamu dan Leeteuk berakhir. Padahal aku baru saja mengucapkan selamat karena kalian akan segera menikah. Ayo ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi.”
“anni..”
“Mwo? Aku dengar ada orang ketiga? Siapa? Aku harap itu aku. Hehe.. Mianh.. tapi bersahabat denganmu, mendengar ceritamu, memberikan pundakku untuk kau menangis, berbagi tawa dengamu, kamu taukan kalo aku menyimpan rasa padamu. Dan sebenarnya aku masih menyimpan rasa itu sampai sekarang. Mian, aku gak bermaksud bahagia karena kamu udah putus. Beneran. Aku ikut khawatir dengan keadaanmu.”
“Gomawo. Hmm.. oppa..”
“Ya?”
“Sarangeyo”
“Mwo? Kamu bilang apa?
“Sarangeyo, Hyunseung oppa.. Mianhe..”
“Cinchayo?”
“Dee, sarange..”

Hup ! Sebuah pelukan menghantam tubuhku. Tapi aku menangis.  Airmataku membasahi pundaknya. Lagi..untuk kesekian kalinya.

“Oppa, aku gak mau orang berpikiran negative tentang oppa. Aku gak mau oppa dikatakan sebagai orang ketiga.”
“Gak masalah buatku. Terserah orang mau bilang apa..”

Senyum itu, aku harus segera menghapus senyum itu sebelum si pemilik senyum semakin tersenyum bahagia. Karena aku gak mau dia ikut merasakan sakit yang Leeteuk rasa.

“Ommae tidak merestui hubungan kita. Appa menyuruhku kuliah ke luar negeri. Aku memang mencintaimu. Tapi aku juga mencintai kedua orang tuaku. Orang tua Leeteuk juga memintaku untuk menjaga perasaan Leeteuk yang sedang kacau balau. Mereka memintaku untuk tidak muncul di Seoul sampai emosi Leeteuk stabil..”
“Ottoke?”
“Kita gak bisa bersama-sama Hyunseung. Terlalu banyak hati yang akan tersakiti jika kita bersama. Aku harus menjaga perasaan banyak orang.”
“Arraseo..”

Suasana membeku. Entah sudah berapa kali aku mengalami situasi seperti ini tapi aku tetap tidak tau harus berbuat apa.

“Leeteuk akan sedih kalau melihatmu bersamaku. Kamu ingin menjaga perasaannya kan? Baiklah. Tau bahwa kamu mencintaiku, itu sudah cukup. Gomawo..”
“Aku berangkat ke Amerika besok malam. Bisa mengantarku sampai bandara?”
“Anni. Mianhe. Aku ada perform..”
“Cincha? Hhh, sayang sekali..”
“Mian..”
“Gapapa.. Hwaiting !!!” aku berusaha mencairkan suasana..

Hyunseung tersenyum pahit. Lagi ! Lagi-lagi aku mengecewakan orang yang ku sayang. Paling tidak aku tidak boleh mengecewakan eomma dan appa.

***

Malam yang tidak kuharapkan tiba. Aku akan meninggalkan Korea. Meninggalkan kenangan-kenangan indah di sini. Entah kapan aku akan kembali. Hyunseung, padahal aku ingin kamu ikut melepas kepergianku. Tapi yasudahlah. Jadi artis memang harus professional kan? Setelah berpamitan dengan eomma dan appa, aku melangkahkan kakiku. Sampai jumpa Korea. Aku akan take off 10 menit lagi. Aku harus ikhlas menjalani semua ini. Hhhhhhuuuffftt… aku menarik napas panjang bersiap menuju kehidupan baruku di Amerika.

“Permisi, noona. Kursi di sebelahmu, itu milikku. Jadi singkirkanlah i-pod mu itu !!!”
“Aaiiiishhh.. babo ya !!! Ngapain kamu di sini? Katanya ada perform?”

Hyunseung muncul di hadapanku. Membuatku kaget bercampur haru.

“seseorang menyuruhku jangan jadi pecundang ! Dia menyuruhku menyusul cintaku.. Aku membatalkan jadwal perform mala mini.”
“Siapa?”
“Tebak aja !”
“Serius ah !”
“Teuki hyung”
“Mwo???!!”

Aku terhenyak ! seperti tidak percaya pada Hyunseung. Dan Hyunseung, dia hanya tersenyum sambil mengacak-ngacak rambutku ! Saat aku hendak mematikan handphone ku, ada sebuah message. Dari Eteuk..

Take care ! kalau hyunseung berani membuatmu terluka, katakan padaku ! aku akan segera membunuhnya ! hehe.. Hwaiting !!! ^__^

Ahh, oppa.. Kau membuatku terharu. Dan Hyunseung, mari kita mulai semuanya dari awal.. di Amerika..

END



*selesaaaaiiii... akhirnyaaa selesai jugaa... maaf ya kalau kurang bagus dan mengecewakan.. huhu... mohon masukan dan komentar dari teman2.. oh ya, buat cast nya, Endah yang lagi dirawat karena demam berdarah, ini semoga bisa jadi obat yaa.. cepet sembuhhh... ^0^

3 komentar:

  1. wah cum,kurang greget nih part II nya..
    waeyo?
    hahahaha. mentok nih kayaknya ya???

    *ngomentarin diri sendiri*

    BalasHapus
  2. Cum.. Kok ga ada kissu kissu

    BalasHapus
  3. wah kok bisa sih mae bikin cerita yg akhirnya bagus??? gw kok ceritanya akhirnya tragis mulu yakk,, hahahah

    duh mae,,, gw tergila2 taemin banget nih *_*

    BalasHapus

komennn yaaaa